Kamis, 04 September 2014

catatan hati seorang isteri

ini bukan kisah hana dalam sinetron yang berjudul sama,

ini tentang saya, yang kebetulan mempunyai lakon yang sama dengan alur ceritanya..

ketika badai-badai kecil yang menerpa perahu ringkih kita. entah itu kamu atau aku yang mencoba untuk menambalnya. tujuan kita sama : berusaha mencapai pulau bahagia di depan sana.

pulau itu masih jauh nun disana tapi kamu memutuskan untuk menyerah atau hanya sekedar tergoda?
entahlah..

sedangkan kami, aku dan malaikat-malaikat kecil ini terombang-ambing menunggu apakah perahu ini akan terus didayung dengan luka yang menganga atau kembali ke dermaga menunggu nakhoda selajutnya yang mau mengarahkannya.

tidak kah kau lihat semua pengorbanan kami mendukungmu mengarungi lautan hidup yang ganas ini?
tidakkah kau merasa kan kami menyayangimu sedemikian rupa?
rupanya yang kau lihat hanya masa lalu yang kau sendiri pernah menafikkkannya, dan kau juga yang meyakinkan kami bahwa kau mampu membawa kami melihat masa depan saja tanpa menoleh lagi ke masa itu?

tapi kini,

mengapa itu menjadi alasan kamu meninggalkan kami?
kami tak pernah meminta mu menjemput.
kami tak pernah menuntutmu menjadi kapten.
kamu sendiri yang bersedia.

tapi aaahhhh...

 jalanmu sekarang bukan jalan kami.
bukan kami yang memutuskan mundur menjadi pendukungmu.
bukan kami.

terima kasih untuk semuanya.
semoga awak kapalmu yang baru bisa lebih memahami dengan putaran kemudi yang kamu kendalikan.
sekarang biarkan kami.
biarkan.
selamat tinggal.

0 komentar:

Posting Komentar